Rabu, 01 Juli 2009

Titik Balik Peradaban Dunia

Ketika saya menonton DVD kiriman Pak Nasrullah mengenai bisnis properti syariah, di situ dijelaskan bahwa negara-negara barat yang kemajuannya sekarang belum tertandingi telah mencapai tingkat pemikiran dan perasaan yang sangat maju. Dijelaskan bahwa pemikiran yang selalu positif, diikuti perasaan yang baik akan membawa pada kemajuan individu. Yang mana bila hal ini dilakukan secara kolektif akan membawa kepada kemajuan pada bangsanya. Memang tidak 100% orang barat yang melaksanakan hal ini. Mungkin kurang dari setengahnya tapi dampak kemajuannya sangat luar biasa. Jika kita sendiri yang melihat kehidupan di negara-negara maju tentunya kita akan merasa sangat ingin untuk hidup di sana. Dari persoalan kehidupan yang sepele hingga yang paling besar sekalipun, sangat terlihat perbedaan antara kehidupan mereka dengan kita. Terutama pada bidang pelayanan masyarakat, bidang militer, ekonomi, olah raga, dll semua mereka kuasai. Disanalah tempat lahirnya multi milyuner, tokoh-tokoh besar, para penemu dan para penguasa. Sepertinya mereka telah menemukan ramuan ajaib untuk hidup di alam dunia ini. Namun sayang masih ada yang kurang pada diri mereka, yaitu keserakahan dan cinta dunia yang terus diikuti dalam kehidupannya. Angka bunuh diri meningkat pesat, kecanduan narkoba, pelanggaran HAM, keretakan rumah tangga dan perang yang merebak di mana-mana telah menjadi kehidupan sehari-hari mereka. Inikah yang mereka inginkan? Betulkah konsep mereka ini telah sempurna? Sepertinya ini akan menjadi titik balik dari peradaban mereka. Siapa sangka Lehman Brothers yang telah menjadi simbol kejayaan mereka selama 150 tahun, hancur bersama dengan perusahaan kapitalis lainnya. Materialisme yang mereka agungkan, yang segalanya selalu dihitung dari sudut materi, yang mana manusia dipandang sebagai benda dan objek pasar, perlahan-lahan akan masuk kotak karena perkembangan zaman. Hal ini bukannya tidak disadari oleh mereka, Robert T. Kiyosaki -seorang kapitalis- mengatakan bahwa dunia akan mengalami kebangkrutan dengan interval yang semakin cepat. Nah, sekarang bagaimana dengan Bangsa Indonesia yang merupakan bagian dari masyarakat dunia?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar