Kamis, 25 Juni 2009

Bersakit-sakit Dahulu, Bersenang-senang Entah Kapan

Ketika dalam perjalanan ke Tanjung Priok dari Ciputat dalam bis AC135, saya mendengarkan siaran radio Smart FM yang menjadi kesukaan saya untuk cari inspirasi. Maklum lagi tergila-gila Stop Dreaming Start Action-nya Joko Susilo. Tapi sejak dulu saya memang senang mendengarkan radio motivasi ini. Maklum sedang belajar bisnis jadi saya harus banyak menyerap informasi. Dalam siaran tersebut dibahas mengenai kebahagiaan. Rupanya yang menjadi nara sumber itu adalah Arvan Pardiansyah pengarang buku Life is Beautiful. Dalam salah satu pembahasannya yang menarik adalah "bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang entah kapan..." Menurut Bung Arvan jika kita menunggu-nunggu datangnya kebahagiaan, entahlah kebahagiaan itu akan datang atau tidak. Banyak orang berkata "aku akan bahagia jika sudah punya mobil...", "andai aku jadi direktur betapa bahagianya aku..". Masalahnya ketika apa yang diinginkan oleh kita itu betul-betul tercapai maka masalah-masalah baru akan datang. Ketika seseorang menjadi direktur biasanya akan bertambah sibuk pekerjaannya, waktu luangnya akan menjadi sempit dan kebiasaan-kebiasaan pun akan berubah. Ini sangat wajar karena memang begitulah konsekuensinya. Sungguh suatu topik yang sangat luar biasa. Ini menarik perhatian saya, maka ketika tiba di tujuan saya langsung buka internet dan mencari buku Life is Beautiful di google book. Dan dapat! Ada banyak kalimat yang luar biasa di sana. Salah satunya adalah "Ada satu tempat yang sangat jarang dikunjungi manusia. Tempat ini namanya hati." Berbagai masalah yang kita hadapi sebenarnya berakar dari tidak bersihnya hati. Seorang bijak mengatakan bahwa masalah yang ada di hadapan dan belakang kita sebenarnya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan masalah yang ada di dalam hati kita. Bisa ditarik kesimpulan bahwa dalam kehidupan ini kita mengalami berbagai macam kejadian, yang mana kita sendiri-lah yang harus memilih untuk memberikan responnya. Kita sendiri juga yang menanggung resiko dari pilihan-pilihan kita. Kebahagiaan bukanlah di awang-awang, tapi kebahagiaan ada di diri kita sendiri. Seorang istri motivator internasional terkenal pernah ditanya apakah dia berbahagia dalam kehidupannya bersama sang suami. Jawabannya sangat mencengangkan bahwa dia berbahagia bukan karena suaminya, kebahagiaan datang dari dirinya. Dia juga bilang bahwa kebahagiaan itu tidak tergantung kepada orang lain tapi diri kita sendiri yang mengundangnya. Bagaimana cara mengundangnya? Baca saja di buku Life is Beautiful atau bisa dengarkan acaranya di Smart FM. Semoga tulisan ini bisa memberikan makna bagi para pembacanya. Terima kasih.

2 komentar:

  1. Seperti itulah sebagian besar dari kita, jarang berdamai dengan keadaannya sekarang. Selalu menginginkan lebih tanpa disertai rasa syukur.

    BalasHapus
  2. Cool infona sob....bro iktn kontes jg?????

    BalasHapus