Selasa, 23 Juni 2009

Membangunkan Macan Tidur

Ketika saya menonton acara debat cawapres (23/6/09) di salah satu stasiun tv swasta nasional, saya jadi terinspirasi oleh perkataan Pak Prabowo Subianto mengenai keadaan negeri ini. Beliau mengatakan seratus juta lebih orang Indonesia hidup dari penghasilan di bawah Rp. 20.000,- per hari. Beliau juga mengajak rakyat Indonesia untuk melindungi sumber-sumber ekonomi dan aset bangsa. Jika kita tutup explorasi di tanah air dari bangsa lain, maka rakyat Indonesia akan merasakan kemakmuran. Begitu kurang lebih pemaparan visi dan misi beliau. Sebelumnya saya memohon maaf kepada para pembaca, posting ini bukan untuk kampanye Pak Prabowo. Sekali lagi, saya cuma terinspirasi dari perkataan beliau sehingga saya langsung Start Action (meminjam istilah Joko Susilo dalam kampanyenya Stop Dreaming Start Action) untuk menulis di blog ini. Keadaan Indonesia memang agak ketinggalan jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga lain. Luasnya wilayah, banyaknya penduduk & berlimpahnya sumber daya alam ternyata tidak serta merta mengangkat martabat bangsa ini. Sekarang malah menjadi sapi perahan bagi bangsa lain. Tenaga kerja kita yang sudah murah malah dilecehkan. Keamanan tidak stabil sehingga kepercayaan masyarakat internasional menurun. Tingkat pengangguran sangat besar, pada tahun 2007 sudah mencapai 44 juta jiwa. Dalam perjalanan sejarah bangsa ini, nama Indonesia pernah berkibar di dunia internasional. Ketika jaman Bung Karno, bangsa ini terkenal sebagai penggerak anti kolonialisme dan imperialisme. Hal ini ditandai dengan berkumpulnya bangsa-bangsa se-Asia dan Afrika di Bandung untuk suatu konferensi. Ketika jaman Pak Harto, Indonesia terkenal sebagai Macan Asia. Menjadi sesepuh bagi negara tetangga pada organisasi ASEAN. Dan masih banyak lagi prestasi bangsa ini yang patut dikenang dan dijadikan motivasi untuk bangkit. Sejak masa reformasi hingga sekarang bukan berarti bangsa ini surut dalam berprestasi. Banyak prestasi-prestasi yang diukir oleh anak bangsa. Tapi prestasi ini seolah tenggelam dalam hiruk-pikuk kekacauan nasional. Saya sebagai salah seorang rakyat Indonesia merasa sangat prihatin dengan keadaan ini. Namun apa yang bisa saya perbuat? Mungkin tulisan ini bisa menyentil beberapa pembaca agar bisa ikut mengobarkan semangat rakyat Indonesia untuk mengukir prestasi yang lebih banyak. Saya yakin dengan ukiran prestasi yang sekecil apapun, maka lama-lama akan terkumpul juga sehingga terciptalah prestasi yang besar. Mengambil contoh negara Jepang yang pada akhir perang dunia ke-2 keadaannya sangat-sangat bangkrut.Tapi dengan semangat yang tinggi dari para individunya, akhirnya tidak selang berapa lama bangsa ini kembali bercahaya. Jika kita ibaratkan negara ini sebagai rumah yang sedang dibangun, maka saya paling cuma bisa menyumbangkan sepotong bata merah. Mungkin saudara kita yang lain ada yang mampu menyumbang sekarung pasir, beberapa kilo semen, sepotong kayu, beberapa bola lampu, sebuah keset, sebuah kran air, dll. Untuk membangun peradaban di negeri ini memang tidak bisa sekaligus. Setiap individu menyumbangkan apa yang dia sanggup, dengan beragam kualitas serta kuantitas. Yang penting perannya bisa maksimal. Disini kita sebagai blogger baik pemula ataupun yang sudah kawakan, mungkin ada yang baru bisa memberikan tulisan berisi kata-kata motivasi yang membangun. Tapi ada juga yang sudah bisa memberikan ilmu kepada sesama blogger. Ada juga yang sudah bisa memberikan peluang penghasilan sehingga terbukalah "lapangan kerja" yang baru. Semoga apa yang kita berikan ini bisa menjadi pengisi pembangunan bangsa kita yang tercinta ini. Semoga ke depannya kita bisa memberikan sesuatu yang lebih bermakna bagi bangsa ini. Membangunkan macan yang sedang tidur. Amiin.

3 komentar:

  1. Wah,kalau kang oedin ga mau jadi macan,banteng ataupun garuda deelel,akang bangg dan bersyukur kalau pun jelek tetep manusia,mentalpun manusia ga mau disamakan sama jiwa binatang ngeri,kapan-kapan kita bisa saja seperti binatang.Naudzubillahimindzaalika

    BalasHapus
  2. yaah akang, ini kan cuma paribasa....
    terima kasih banyak nih udah kasih komentar

    BalasHapus
  3. Sip sekali, tapi ya gak bisa juga toh mas menutup explorasi terhadap pihak asing, lha bangsa indonesia belum bisa mengexplorasi, seperti blog natuna dan blog cepu, cadangan minyak terbesar di indonesia. indonesia belum bisa mengexplorasi, lha wong ditengah lautan..... yang jelas kerjasama dengan pihak asing perlu, tinggal bagaimana kita "mencuri" ilmunya untuk diterapkan di indonesia. menurut saya mencuri ilmu itu boleh, ketimbang mencuri hp tetangga... he....

    BalasHapus